Breaking News

Jumat, 27 Juni 2014

Aku dilahirkan di Desa terpencil di Bangkalan Madura Jawatimur.
Aku hidup dan besar  dengan keluarga miskin dan lingkungan juga sangat paspasan, karena memang kondisinya di kampung itu seperti itu adanya.
Dari kecil aku ingin hidup lebih berpendidikan dan lebih maju dalam segala bidang, sepertinya aku beda dengan teman2ku yang sebaya saat itu.
Dan hingga saat ini desa itu tidak berubah jauh dari masa kecilku dulu, yang berubaha hanyalah anak yang seusiaku sudah punya anak dan cucu. Sedangkan aku masih terus berjuang mencari perbaikan nasip untuk hidup  dan terus memikirkan desaku agar kehidupan ekonomenya lebih bagus dan pendidikan lebih  maju untuk warga dan saudara2ku.
Umumnya kehidupan didesa itu adalah bertani yang sangat tergantung dengan musim hujan, karena dari dulu sampai sekarang sangat susah air, apalagi kalau musim kemarau tiba, sangat menyedihkan.
Dan para pemuda dan pemudinya untuk saat ini setelah lulus pesantren dan sekolah mereka pada pergi ke kota, menjadi pembatu rumah tangga kalo yang perempuan, dan yang laki2 biasanya menjadi kuli kasar.
Yang membuat aku salut terhadap mereka adalah sangat berani merantau keluar negeri walaupun dia dibawah umur, demi merubah nasipnya yang tidak pasti.
Begitu juga dengan diriku dahulu, setelah lulus SMP aku langsung meninggalkan kampung halaman demi memperbaikin nasip.Tapi masih untung anak2 sekarang sekolah SMP deket karena satu kecamatan KOKOP itu sekarang sudah ada 3 SMP NEGERI. Sedang waktu aku dulu SMP di kecamatan satu2nya, kurang lebih 20 km dari rumah dan jalan kaki pula, sungguh menyihatkan, hahahhahahahaha.
Alhamdulilah aku sampai saat ini sehat walafiat aku sangat bersyukur dengan keadaanku saat ini walaupun harta  ga punya, tapi semangatku ga pernah padam, Mohon bantuan Do'anya ya,,,,,

Bab 2
Pertama kali aku merantau dan menginjakkan kaki di kota Medan Sumatra utara, saat itu aku baru lulus SMP.Aku berangkat dari   Surabaya menuju Jakarta, duahari di Jakarta aku melanjutkan perjalanan ketempat tujuan. Sepanjang perjalanan itu aku naik bus antarkota, dari Jakarta aku Naik Bus namanya Liberti saat itu, dan semua penumpang dalam bus tersebut  orang Batak,  begitu asing rasanya.
Karena aku orang kampung dan ga pernah tahu orang batak itu seperti apa, yang aku tahu hanya dari buku cerita disekolah disaat SD bahwa tarian dari batak adalah TORTOR,
Awalnya aku sedikit hawatir ada dalam bus tersebut, karena liat orang batak sepertinya pada galak dan kejam. Tapi setelah aku mengenalnya selama perjalanan itu ternyata dukaanku salah, mereka baik dan  begitu menyenangkan.
Sampailah aku ke kota Medan dan mereka juga yang menunjukan jalan padaku, hingga aku sampai dengan selamat pada Rumah orang yang aku tuju.
Orang tersebut adalah yang aku kenal waktu di Surabaya, dia seorang pejabat yang lumayan baik dan mampu secara ekonomi. Saat itu aku ga berpikir panjang aku diajak ke Medan langsung aja ok, yang penting aku bisa meneruskan sekolah dan punya pengalaman.
Bos yang ngajak saya itu waktu berangkatnya beliau naik pesawat dari Surabya ke Jakarta lalu ke Medan, makanya dia sampai lebih dulu.
Padahal saat itu saya belum bilang pada kedua orang tuaku dan saudara2ku, aku berangkat tanpa sepengetahuan mereka. Karena aku ingin sukses dan merubah nasibku, keluargaku dan kampungku.








Read more ...

Sabtu, 21 Juni 2014

Designed By